RAZZLE E-ZINE

Home

LOCAL NEWS
INT'L NEWS
INTERVIEWS
GIG REVIEWS
ALBUM REVIEWS
ARTICLES
LETTERS FROM HELL
THE EDITOR
ED'S PLAYLIST
UPCOMING GIGS
VENUE GUIDE
DIRECTORIES
BUY T-SHIRTS
VIEW GUESTBOOK
SIGN GUESTBOOK
MESSAGE BOARD
INTERVIEWS

megadeth.jpeg
Megadeth Press Conference in Medan

 Wawancara ini sebelumnya pernah dimuat di www.musickita.com pada bulan Agustus 2001. enjoy..

MEGADETH INTERVIEW

Sebelum melakukan konser tunggalnya di Stadion Teladan, Medan, hari Selasa (31/7) malam lalu, para personel Megadeth menyempatkan diri untuk melakukan konferensi pers pada Senin (30/7) malam di Balerama, Hotel Tiara, tempat mereka menginap selama berada di kota tersebut.

Konferensi pers itu sendiri dihadiri tak hanya oleh kawan-kawan pers dari media massa lokal Medan, namun banyak juga wartawan yang datang jauh-jauh dari Jakarta, tentu salah satunya adalah Musickita.Com. Sebenarnya sejak dari Jakarta pihak Musickita.Com telah beberapa kali mengajukan permohonan kepada pihak promotor (Original Production Red) untuk dapat melakukan wawancara eksklusif dengan para personel Megadeth. Namun karena terlalu padat dan singkatnya jadwal mereka selama berada di Medan, akhirnya daripada pulang dengan tangan hampa, kami kemudian memutuskan untuk mengakali ajang konferensi pers tersebut sebagai sarana untuk melakukan wawancara bersama sang jawara speed metal dunia ini.

Suasana saat konferensi pers Megadeth sendiri memang terlihat amat kaku dan formal, karena dari beberapa pertanyaan yang diajukan mungkin hanya pertanyaan dari Musickita.Com saja yang cukup mendalam menguliti band Megadeth ini. Apalagi Musickita.Com bahkan juga tak ragu-ragu untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang kritis hingga mendebat Megadeth tentang dua album mereka yang banyak dihujat publik metal sedunia, yaitu Cryptic Writings (1997) dan Risk (1999).

Dave Mustaine sebagai pentolan Megadeth saat konferensi pers tersebut memang terlihat sangat leading dalam menjawab berbagai pertanyaan dari para wartawan, khususnya Musickita.Com. Memang banyak jawaban darinya yang terkesan basa-basi dan diplomatis belaka, namun spontanitas berbicara dari jagoan metal sekaligus pendiri Megadeth ini tetap saja tidak hilang. Misalnya, saat ia dengan entengnya mengucapkan beberapa kata kotor dalam bahasa Inggris atau ketika dengan kerasnya ia menghardik seorang wartawan yang asyik ngerumpi sendiri saat ia berbicara. Bagi mereka yang pernah bertemu dengannya sekilas pasti akan menangkap kesan arogansi yang kuat dari figur metal dunia ini.

Sementara itu para personel yang lain, seperti basis Dave Ellefson dan gitaris Al Pitrelli, memang terkesan paling ramah dan supel. Saat acara makan malam di Hotel Tiara beberapa jam sebelumnya, dua personel ini bahkan rela saja diganggu oleh para fans fanatik yang berebut minta tanda tangan dan foto bersama. Sedangkan drummer Jimmy De Grasso yang merupakan eks-drummer Suicidal Tendencies ini, pada awalnya memang stay cool dan selalu menjaga imej. Namun setelah sempat diajak ngobrol oleh Musickita.com sesaat sebelum mereka check out dari hotel, ternyata kesan itu sama sekali salah, Jimmy ternyata sangat ramah pada fans dan wartawan. Bahkan ia menyempatkan diri untuk melakukan foto bersama dengan para satpam dan juru masak hotel.

Simak wawancara unik berikut ini yang mungkin jarang terjadi antara Wendi Putranto dari Musickita.Com dengan seluruh personel Megadeth saat acara konferensi pers mereka di Balerama Hotel Tiara, Medan hari Senin (30/7) malam yang lalu.

Musickita.Com : Apa komentar Megadeth sendiri atas larangan konser dan distribusi album The World Needs A Hero yang belum lama ini dikeluarkan oleh Pemerintah Malaysia ?

Dave Mustaine : Kami tentu saja kecewa mereka (pemerintah Malaysia - Red) melakukan hal tersebut. Yang kecewa tentu bukan kami saja, namun seluruh fans kami yang berada di Malaysia. Kami hanya bisa berharap pemerintah Malaysia dapat segera mengubah sikap mereka. Kami memang nggak peduli dengan kondisi politik apa pun yang tengah terjadi di Malaysia atau Indonesia, karena kami adalah band Amerika yang memainkan musik internasional dan memiliki fans di seluruh dunia. Untuk sekarang ini kami lebih memfokuskan diri di Indonesia daripada segala sesuatu yang terjadi di Malaysia.

Musickita.Com : Bagaimana perasaan kalian dapat menggelar konser di Indonesia?

Dave Mustaine : Tentu saja kami sangat senang dapat bermain di sini. Bagi kami ini merupakan sebuah kesempatan besar untuk bisa konser di Indonesia dan memang kami sudah lama menanti-nantikannya.

Musickita.Com : Sebagai informasi, Megadeth merupakan band metal dunia ketiga yang menggelar konsernya di Indonesia setelah Sepultura dan Metallica sekitar 9 tahun lalu. Konser Metallica di Jakarta waktu itu bahkan sempat menimbulkan kekacauan besar yang sulit dilupakan oleh publik di sini. Lalu apa antisipasi kalian terhadap para metalhead yang ngefans berat dengan Megadeth ini nantinya?

Dave Mustaine : Ah, sudahlah bagaimana kalau kita lupakan saja Metallica sampai besok malam?

(Seisi ruangan pun tertawa. Mustaine ternyata tidak sekedar bercanda waktu itu, karena tepat esok malamnya saat konser, ia benar-benar mengajak seluruh penonton bernostalgia dengan masa-masa saat ia masih gabung dengan Metallica. Ia geber tuntas lagu ciptaannya yang berjudul Mechanix (versi Megadeth - Killing Is My Bussiness... / 1985) alias The Four Horsemen (versi Metallica - Kill Em All / 1983) itu. Yeah, surely it kills!)

Musickita.Com : Album terbaru Megadeth yang bertitel The World Needs A Hero hingga saat ini belum juga dirilis di Indonesia. Agak unik, karena tur Megadeth kali ini sebenarnya dalam rangka mendukung promosi bagi album tersebut. Buat fans kalian sendiri tentu mereka agak aneh mendengar lagu-lagu di album itu untuk pertama kalinya. Apa antisipasi kalian tentang hal ini? Apakah kalian akan lebih banyak memainkan lagu-lagu dari album Megadeth terdahulu ?

Dave Ellefson : Kita akan banyak memainkan lagu-lagu mulai dari era awal Megadeth hingga lagu-lagu terbaru. Saya yakin publik pasti akan cepat familiar dengan lagu-lagu baru kami.

Musickita.Com : Bisa kalian beritahu sedikit saja repertoar untuk konser besok malam?

Dave Ellefson : Youll never know, ha ha ha

Hai : Ada misi khusus dalam tur keliling dunia kali ini?

Dave Mustaine : Misi dalam tur? Well, mungkin jika kami punya misi sudah pasti misi itu adalah dapat menggelar konser sebanyak mungkin di mana saja kami bisa, menciptakan fans-fans baru Megadeth dan juga menjual album rekaman kami sebanyak mungkin. Sejauh ini kita sudah menggelar konser di RRC dan Rusia, yang mana sebelumnya nggak terpikirkan sama sekali oleh kita, karena beberapa tahun yang lalu dua negara itu merupakan musuh bebuyutan Amerika Serikat. Dan sekarang kita berada di sini (Indonesia - Red) yang dalam banyak pengamatan orang bagaikan surga. Indonesia memiliki ehm, imej di mata Amerika tak ubahnya seperti surga.

Dan bagi kita semua bisa datang ke sini untuk menemui kalian semua tentu amat menyenangkan (tiba-tiba Mustaine menghentikan pembicaraan dan menghardik keras beberapa wartawan yang asyik ngerumpi saat ia berbicara) Hey, you know what? Im talkin here be quiet! (kelar menegur, dengan santainya ia pun meneruskan pembicaraan, edan memang orang ini! He he - Red)

Sangat menyenangkan bagi kita bisa berada di Indonesia, dan kita semua amat menikmatinya. Sampai sejauh ini yang kita temui orang-orangnya asyik, pelayanan dari pihak promotor juga memuaskan dan nampaknya segala sesuatunya berjalan dengan baik. Kita juga berharap tidak hanya bisa konser untuk besok malam saja, tetapi juga untuk kembali lagi ke sini dan menggelar tur ke berbagai kota di Indonesia.

Hai : Titel album The World Needs A Hero, apa maknanya bagi kalian?

Dave Mustaine : Well, saat melakukan tur ke berbagai negara kita sering melihat (apa yang terjadi di dunia) lewat televisi, khususnya stasiun TV berbahasa Inggris seperti CNN. Saya sering menyaksikan berita-berita di sana dan terus terang saya mengalami depresi. Kita sudah banyak melihat berita kematian, kerusuhan, peperangan dan wabah penyakit setiap hari selama kita melakukan tur, dan kita berpikir kemudian bahwa ada sesuatu yang salah dengan dunia ini. Well, you know kalian semua baru saja melewati sebuah konflik besar di sini, sementara Amerika juga memiliki konflik yang besar karena sekarang ini kita memiliki seorang presiden yang benar-benar bodoh dan menyebabkan banyak permasalahan di dunia So, I think the world definitely needs a hero!

Musickita.Com : Karena album baru Megadeth belum dirilis di sini, mungkin untuk sekarang saya ingin bertanya pada kalian tentang album terdahulu Megadeth yaitu Cryptic Writings (1997) dan Risk (1999). Saya pernah membaca beberapa wawancara dengan Megadeth di situs resmi Megadeth.com, dan yang saya temui di sana adalah bahwa kalian semua agaknya kecewa dengan dua album yang berkategori eksperimental tersebut. Banyak pula fans Megadeth yang kecewa dengan album-album itu, yang menurut mereka sama sekali bukan karakter musik Megadeth. Yeah, pasti kalian bosan dengan pertanyaan yang satu ini karena mungkin telah menjawab ribuan kali dengan berbagai macam media, namun untuk malam ini bisakah kalian ceritakan dengan sejujurnya apa perasaan kalian terhadap dua album tersebut?

Dave Mustaine : Untuk yang pertama, tentu saya tidak percaya bahwa fans kami di Indonesia belum pernah mendengar sama sekali album The World Needs A Hero, karena sebenarnya dengan mudah bisa kalian dengar secara on-line melalui Napster. Begitu juga dengan semua album-album kami jadi menurut saya bullshit kalo mereka belum pernah mendengarnya sama sekali!

Untuk yang kedua, ketika kami menggarap album Risk, kami berpikir bahwa waktu itu adalah saat yang tepat untuk merilis album tersebut sesuai dengan arahan yang kami dapat dari perusahaan rekaman kami dan pihak manajemen kita tentunya. Jadi kalau kita mau meniliknya, album tersebut bagi kami tetaplah great album dan juga bukan album yang kemudian mempertaruhkan popularitas Megadeth sendiri

Musickita.Com : Tapi
(belum sempat Musickita menyanggah Mustaine, pentolan Megadeth ini dengan halus berkata, Let me answer your question, ok?, dan ia pun kembali meneruskan jawabannya yang terinterupsi tadi)

Dave Mustaine : Apa yang kita lakukan sekarang adalah kemauan kita sendiri. Dan album The World Needs A Hero jelas mewakili jenis musik yang sekarang kita yakini, jadi kalau kamu belum mendengarnya go to Napster dan bilang ke mereka untuk merilisnya di sini (Napster huh? - Red). Atau mungkin impor saja album tersebut dari mana saja, misalnya.

Sementara album Cryptic Writings juga merupakan konsep musik yang kita percayai saat itu, sesuai dengan arahan yang kita terima dari perusahaan rekaman dan pihak manajemen kita. Jika kamu membayar orang untuk me-manage karir musikmu maka kamu harus mendengarkan apa kata mereka. Nah, semenjak album tersebut tidak sesuai dengan yang kami harapkan yah, kami pecat saja mereka dan cari manajemen yang baru, yang tidak mendikte konsep musik apa yang terbaik bagi kami, tidak memerintah. Dan kami sukses menggarap album tanpa harus ada pihak manajemen yang menunggui kami di studio and were very happy about it! Yeah mungkin kami kecewa dengan album tersebut, karena ternyata hanya terjual 10 juta keping dan bukannya 11 juta keping seperti yang kita harapkan. Ini semua sebenarnya tergantung dari mana kita menilainya, kok.

Musickita.Com : So, its all about marketing, huh?

Dave Mustaine : It is semua itu emang (saling) berhubungan. Ketika album Countdown To Extinction memperoleh multi platinum, album kami lainnya yang tidak meraih multi platinum tentu akan terlihat mengecewakan karena itu seperti halnya Ehm, kamu memiliki sesuatu yang bagus dan kamu mengharapkan yang selanjutnya akan lebih bagus dari yang sebelumnya. Bayangkanlah misalnya, Michael Jackson dalam album Thriller sukses menjual 13 juta kopi sementara album yang selanjutnya hanya terjual 8 juta kopi, tentu itu mengecewakan. Namun bagi beberapa orang, 8 juta keping pasti (merupakan) sesuatu yang sangat fenomenal, sementara bagi Jacko sendiri tentu mengecewakan. Jadi begitulah, kami tidak membenci album tersebut I love Risk, saya pikir itu album bagus dan memiliki banyak lagu yang bagus didalamnya. But its not the kind of music that made us popular, its not the music that were famous for.!

Musickita.Com : Namun kenyataannya, banyak pula fans setia Megadeth yang kecewa dengan dua album itu, yang menurut mereka sama sekali bukan karakter musik Megadeth sebenarnya atau bisa dibilang un-Megadeth at all !

Jimmy De Grasso : Yeah, khusus mengenai Risk, saya pikir kamu juga harus tahu bahwa banyak orang yang sebelumnya tidak pernah menyukai Megadeth tiba-tiba saja kemudian datang ke konser kami dan secara tiba-tiba pula menyukainya. Dan mereka bilang, Wow, kami tidak senang dengan album yang ini atau yang itu, tapi kami suka sekali dengan album Risk! Jadi memang aneh, karena ternyata kami malah banyak mendapatkan fans baru dari album tersebut.

Musickita.Com : Jadi kamu juga menyukai album Risk?

Jimmy De Grasso : Oh yeah, absolutely!

Musickita.Com : Bagaimana dengan Al?

(Ketika Musickita.Com mengajukan pertanyaan ini kepada Al Pitrelli, tampak kemudian Dave Mustaine berbisik kepada Bella, sang moderator. Dave sendiri agaknya tak menyadari bahwa bisikannya itu terekam pula di tape recorder. Dave berkata seperti ini, Bisakah kamu meminta para wartawan yang lain untuk bertanya?)

Al Pitrelli : So, apa yang kamu ingin tanyakan kepada saya ?

Musickita.Com : Yeah, mungkin kamu bisa ceritakan proses awalnya kamu bisa bergabung dengan Megadeth ini

Al Pitrelli : Well, Jimmy menelepon saya sehari setelah Natal waktu itu, dan ia berkata bahwa Megadeth sedang memiliki masalah dengan gitaris mereka yang sebelumnya. Ia kemudian bertanya apakah saya bersedia untuk gabung dengan band dan membantu mereka. Bagi saya, Megadeth adalah salah satu band terbaik di dunia yang juga menjadi band favorit saya, you know. Sementara Jimmy sendiri adalah sohib dekat saya sejak lama Jadi saya pikir tawaran itu adalah sebuah kesempatan besar bagi saya untuk bisa bergabung dengan sebuah band rock n roll besar di dunia.

Saat saya menyatakan keinginan untuk bergabung, mereka semua menceritakan kepada saya segala macam permasalahan yang melanda band, mulai dari masalah dengan manajemen, perusahaan rekaman, bisnis manajer pokoknya, problems everywhere! So, saya gabung dengan band dan langsung masuk studio untuk menggarap album baru bersama mereka, serta ikut memutuskan untuk membuat sebuah album heavy metal ala Megadeth lagi seperti sedia kala, dan tidak mempedulikan omongan semua orang. Seperti yang Dave bilang tadi, arahan-arahan dari pihak manajemen, perusahaan rekaman, bisnis manajer ternyata tidak menghasilkan imbalan yang sesuai dengan keinginan kita.

Ketika saya gabung dengan band, kita menggarap The World Needs A Hero yang sangat saya banggakan itu, dan selanjutnya mengganti semua orang di manajemen, perusahaan rekaman, manajemen bisnis, agensi dan semuanya yang berhubungan dengan Megadeth. And myself, you know, being changed as well!

Mumu : Dave, saya pernah membaca resensi tentang album terbaru kalian di sebuah majalah dan kabarnya kalian kembali lagi ke konsep musik awal Megadeth. Bisa kamu ceritakan detailnya?

Dave Mustaine : Well, sebelum kita menggarap The World Needs A Hero kita melakukan banyak perubahan di dalam Megadeth. Kita pindah label rekaman, ganti manajemen band, manajer bisnis, bongkar pasang personel intinya kita ingin kembali kepada format yang kita rasakan merupakan musik dari Megadeth yang sebenarnya. Sementara, saat kita mengutarakan hal tersebut pada gitaris kita sebelumnya (Marty Friedman - Red), ia menganggap bahwa dirinya ternyata tak bisa lagi bersama kita di Megadeth. Dan saat mendengarkan rekaman terbaru pada pihak manajemen label rekaman kita (Capitol Records - Red), mereka ternyata tidak menyukainya. Mereka lebih senang kita meneruskan langkah yang telah kita ambil dengan album Risk, yang mana hal itu malah beresiko kematian lebih besar.

Kita akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah album yang kita sendiri menikmatinya saat dimainkan. Now, on stage its very fun Kita bermain selama 2 jam dan besok malam (31 Juli - Red) mungkin kita akan memainkan sekitar 25 lagu. Belum pernah kita main selama 2 jam, kecuali saat formasi Megadeth sebelum ini, saat Marty Friedman masih di dalam band, dan itu pun di Jepang. Makanya, kami kemudian merasa bahwa fans Megadeth di Indonesia sangat layak untuk mendapatkan (konser 2 jam) ini dari kami.

Musickita.Com : So, you guys now are back in the saddle?

Jimmy De Grasso : Back in the saddleyeah, really, but thats close..

(Setelah itu wawancara dilanjutkan beberapa saat dengan beberapa pertanyaan dari wartawan kepada Original Production sebagai promotor dan Djarum Super sebagai penyelenggara)

Musickita.Com : Sekarang kita bicara tentang line-up dari Megadeth. Fans kalian di Indonesia hingga kini amat sangat memuja formasi yang berakhir sepuluh tahun bersama Marty Friedman (gitar - Red) dan Nick Menza (drums - Red). Uniknya, masih banyak diantara mereka yang tidak mengetahui tentang susunan personel Megadeth yang sekarang dan mereka masih berpikiran bahwa Megadeth adalah Dave, David (Ellefson), Marty dan Nick. Lalu apa komentar kalian mengenai hal ini? Apakah ada jaminan bahwa Megadeth tidak akan mengubah line-up lagi di masa yang akan datang?

Dave Ellefson : Tentu saja tidak ada jaminan untuk itu! Tidak pernah ada jaminan dari hari pertama kita membentuk Megadeth ini, you know Tapi, saya benar-benar menyadari bahwa kalian semua sudah sangat familiar dengan beberapa era dari Megadeth terdahulu, and thats good karena masa-masa itu adalah era yang bagus bagi Megadeth! Tetapi untuk sekarang, (formasi) ini adalah yang terbaik dari semuanya yang pernah kita lalui di Megadeth, yaitu dengan hadirnya Jimmy dan Al di dalam band. Hingga sekarang kita telah 2 bulan menjalani tur keliling dunia ini dan berbagai perkembangan yang terjadi di dalam band sampai sekarang sangat menakjubkan! Percayalah, karena saya sudah berada dalam band ini sejak hari kedua. Ha ha ha

Okay, jadi saya sudah banyak mengalami segala sesuatu yang terjadi di dalam band ini setiap harinya. Baik itu konser, bernyanyi, menulis lagu, bekerjasama untuk menggarap album baru semuanya, setiap hari kami lakukan untuk terus memajukan band ini. Saya secara pribadi malah lebih tertarik melihat fans kami di Indonesia menyaksikan konser Megadeth dengan line-up saat ini dibandingkan beberapa tahun yang lalu.

Radar Medan : Kapan kalian berencana untuk pensiun dalam bermain musik?

Dave Mustaine : Pensiun? Kapan kita akan pensiun? Well, shit selama Rolling Stones masih ada dan bermain band, kita nggak bakal pernah mau pensiun! Hahaha Were goin as far as we want! Hahaha

(Esok harinya setelah sukses konser di Stadion Teladan, Medan, Musickita.Com sempat menemui drummer Jimmy De Grasso di Hotel Tiara untuk melakukan wawancara singkat dengannya sekaligus meminta konfirmasi langsung mengenai sebuah rumor yang santer beredar di luar negeri tentang veteran speed metal warrior yang legendaris ini)

Musickita.Com : Jim, apakah benar album The World Needs A Hero dan tur konser keliling dunia kalian saat ini merupakan album dan tur yang terakhir kalinya bagi Megadeth?

Jimmy De Grasso : Hey, kamu juga sudah tahu tentang rumor itu ya? No, definitely not! Pasti kamu mendapat kabar itu setelah membaca beberapa media yang mewawancarai Dave Jujur saja, mereka semua salah kutip dan sebenarnya wawancara itu keluar dari konteks pembicaraan yang semestinya. Kita di Megadeth sekarang masih menikmati ini semua kok!

Musickita.Com : Jadi kamu memberi jaminan bahwa bakal ada album baru lagi nantinya setelah ini?

Jimmy De Grasso : Oh yeah, itu sih sudah pasti! Nggak cuma album baru, tapi juga tur keliling dunia lagi nantinya Dan kami akan pastikan bahwa Indonesia adalah salah satu negara tujuan tur konser kami pula nantinya, ha ha ha